Sabtu, 06 Februari 2010

DICIPTAKAN UNTUK MELAYANI

Tangan-Mulah yang membentuk dan membuat aku, tetapi kemudian Engkau berpaling dan hendak membinasakan aku (Ayub 10:8), Umat yang telah Kubentuk bagi-Ku akan memberitakan kemasyhuran-Ku (Yesaya 43:21).

Allah membentuk setiap makluk dalam dunia dengan bidang keahlian khusus. Beberapa binatang berlari, melompat, berenang, menggali dan terbang. Setiap makluk memiliki peran tertentu untuk dimainkan, berdasarkan cara mereka dibentuk Allah.

Manusia juga dirancang secara unik oleh Allah untuk melakukan hal-hal tertentu. Sebelum seorang arsitek merancang sebuah bangunan baru, mereka terlebih dahulu berpikir untuk apa bangunan itu kelak? Akan digunakan untuk apa? Fungsi bangunan menentukan bentuk bangunan. Sebelum Allah membentuk kita Dia terlebih dahulu menentukan peran kita yang akan kita mainkan dalam dunia ini. Allah merencanakan dengan persis bagaimana Dia ingin kita melayani Dia. Demikianlah Ia membentuk kita dengan tugas-tugas tersebut.
Efesus 2:10, “Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.”

Setiap pelayan itu unik. Allah menciptakan manusia itu unik pada dirinya sendiri. Setiap pribadi manusia berbeda satu dengan yang lainnya, demikianlah cara Allah merencanakan setiap manusia dalam fungsi dari pelayanan kita kepada Allah, dengan objek pelayanan kita adalah segala ciptaan Allah. Daud berkata, “Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya (Mzm 139:13,14). Allah tidak saja membentuk kelahiran anda sebelum diciptakan tetapi setiap hari kehidupan anda juga telah ditetapkan Allah. Maz 139:16 Daud kembali berkata: “…dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satu pun dari padanya.” Artinya tidak ada satupun dari klehidupan anda yang tidak penting. Allah memakain semuanya iotu untuk membentuk anda bagi pelayanan anda kepada sesama dan kepada-Nya.

Ada lima (5) factor pendukung yang ditaruh/diberikan Allah kepada kita, bagaimana kita melayani Allah:

1. Karunia Rohani. Rom 12:6-8
Allah memberikan kepada semua orang percaya karunia Rohani untuk di pakai dalam pelayanannya. Karunia tersebut merupakan kemampuan-kemampuan yang Allah berikan untuk melayani Dia, dan itu hanya diberikan kepada orang percaya. 1 Kor 2:14 (BIS) “Orang yang tidak mempunyai Roh Allah, tidak dapat menerima apa yang dinyatakan oleh Roh itu. Sebab bagi orang itu hal-hal tersebut seperti suatu kebodohan saja. Orang itu tidak dapat mengertinya, sebab hal-hal itu hanya dapat dinilai secara rohani.” Karunia Rohani merupakan ekspresi kasih karunia Allah bagi kita, menurut ukuran pemberian Kristus yang dikerjakan oleh satu Roh yang sama.
Setiap karunia untuk satu orang. Karunia setiap orang berbeda. Tujuannya adalah supaya kita saling melayani. Setiap manusia membutuhkan orang lain untuk menjalankan tujuan Allah yakni kita harus saling mengasihi dan saling bergantung. Karunia Rohani kita tidak diberikan untuk kebaikan kita sendiri tetapi juga untuk kebaikan orang lain. Kita harus mengunakan karunia kita, sebab kalau kita tidak mengunakan karunia kita orang lain dirugikan dan sebaliknya kalau orang lain tidak menggunakan karunianya kita dirugikan.

Karunia berkaitan erat dengan kemampuan dan kepribadian.
Kemampuan, berkaitan dengan keahlian (kerajinan, kreativitas dan seni) Keluaran 31:3-5: “Dan telah Kupenuhi dia dengan Roh Allah, dengan keahlian dan pengertian dan pengetahuan, dalam segala macam pekerjaan, untuk membuat berbagai rancangan supaya dikerjakan dari emas, perak dan tembaga; untuk mengasah batu permata supaya ditatah; untuk mengukir kayu dan untuk bekerja dalam segala macam pekerjaan. Pematung, Pelukis, penyanyi, dll.
Kepribadian, berhubungan erat dengan “sifat”. Allah menjadikan orang yang ‘Introvert’ dan ‘Ekstrovert’, pemikir, perasa (Tempramen). 1Kor 12:6: “Ada berbagai-bagai cara mengerjakan pekerjaan Tuhan, tetapi yang memberikan kekuatan untuk itu kepada setiap orang adalah Allah yang satu juga.”
Kepribadian mempengaruhi bagaimana dan dimana kita menggunakan karunia kita. Cth. Dua orang mempunyai karunia Penginjilan, tertapi cara penyampaian dan penekanan berbeda, satu introvert satu ekstrovert.
Jadi dalam tugas pelayanan kita, kita harus menggunakan semua karunia kita untuk kemuliaan Allah (I Kor 10:31).


2. Suara Hati. Amsal 27:19
Alkitab memakai istilah “hati” untuk menggambarkan sekumpulan keinginan, harapan, minat, ambisi, impian dan kasih sayang yang kita miliki. Hati kita mencerminkan segala sumber motivasi kita, yaitu apa yang suka kita lakukan dan apa yang paling kita pedulikan. “Aku mencintaimu dengan segenap hatiku.”
Alkitab berkata: ”Seperti air mencerminkan wajah, demikianlah hati manusia mencerminkan manusia itu” (Amsal 27:19). Hati kita menunjukan kita sesungguhnya, yaitu keadaan sebenarnya kita, bukan keadaan kita menurut pikiran orang lain atau keadaan yang terbentuk karena situasi. Hati kita menetukan mengapa kita mengatakan hal-hal yang kita katakan, mengapa kita merasakan hal-hal yang kita rasakan dan mengapa kita bertindak seperti apa yang kita lakukan.
Hasrat, Minat dua hal penting yang tidak dapat dipisahkan dari Suara Hati.

3. Pengalaman. 2 Kor 1:4
Secara tidak sadar kita telah dibentuk Allah dengan pengalaman kita dalam kehidupan, yang sebagian besar itu diluar kendali kita. Allah mengijinkan pengalaman-pengalaman ini untuk tujuan-Nya membentuk kita. Roma 8:28,29: “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.”

Setidaknya ada ± 6 (Enam) pengalaman yang perlu kita uji, manakah yang lebih sering memacu kita dalam pelayanan kita?

a. Keluarga: apa yang anda pelajari ketika bertumbuh dalam keluarga anda?
b. Pendidikan: Pelajaran apa yang anda paling suka di sekolah?
c. Pekerjaan: Pekerjaan apa yang paling efektif dan paling nikmat yang anda kerjakan?
d. Rohani: waktu manakah yang paling berarti bersama Allah?
e. Melayani: bagaimana anda melayani Allah pada masa lalu?
f. Pengalaman menyakitkan: dari masalah-masalah, luka hati, penderitaan dan pencobaan. Apakah anda telah belajar?

Allah paling sering menggunakan pengalaman-pengalaman yang menyakitkan untuk mempersiapkan kita dalam pelayanan. Allah tidak membiarkan satu luka hati tanpa satu tujuan. Sebenarnya, pelayanan terbesar kita kemungkinan besar berasal dari luka hati kita. Korban Aborsi terbeban dalam pelayanan Aborsi, korban Down Syndrom terbeban melayani para Down Syndrom dsb.
Allah dengan segaja mengijinkan kita mengalami penderitaan yang menyakitkan untuk memperlengkapi kita, bagi pelayanan kepada orang lain. Alkitab mengatakan: “Ia menguatkan batin kami dalam setiap kesukaran yang kami alami, supaya dengan kekuatan yang kami terima dari Allah itu, kami pun dapat menguatkan batin semua orang yang dalam kesusahan.”

Kita sering menyembunyikan pengalaman/masalah menyakitkan kita, karena kita merasa itu aib, tetapi Allah justru menggunakan masalah itu dalam pelayanan kita kepada orang lain.
Paulus memahami betul kebenaran ini, sehingga ia jujur menceritakan masa-masa tertekan yang ia alami. Dia mengakui, “Sebab kami mau, saudara-saudara, supaya kamu tahu akan penderitaan yang kami alami di Asia Kecil. Beban yang ditanggungkan atas kami adalah begitu besar dan begitu berat, sehingga kami telah putus asa juga akan hidup kami. Bahkan kami merasa, seolah-olah kami telah dijatuhi hukuman mati. Tetapi hal itu terjadi, supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati. Dari kematian yang begitu ngeri Ia telah dan akan menyelamatkan kami: kepada-Nya kami menaruh pengharapan kami, bahwa Ia akan menyelamatkan kami lagi, karena kamu juga turut membantu mendoakan kami, supaya banyak orang mengucap syukur atas karunia yang kami peroleh berkat banyaknya doa mereka untuk kami.”
Seandainya Paulus merahasiakan pengalaman kebimbangan dan tertekan itu, jutaan orang tidak merasakan manfaat dari pengalaman tersebut.

Tidak ada komentar:

PENGABARAN INJIL DI PULAU TIMOR - Oleh Rev. Gordon Dicker, B.A., B.D.

LAPORAN BUKU Rev. Gordon Dicker, B.A., B.D. PENGABARAN INJIL DI PULAU TIMOR Suatu studi mengenai Gereja Masehi Injili di Timor dal...