Jumat, 29 Januari 2010

Kisah : Francis Jane Crosby

Francis Jane Crosby terlahir normal pada tanggal 24 Maret 1820. Ketika masih berusia enam minggu, dia menderita infeksi di matanya. Lalu ada seorang yang mengaku-aku sebagai dokter yang mencoba-coba mengobati mata Fanny. Dia meletakkan semangkuk bubur panas di atas kelopak matanya. Akibatnya mata Fanny justru menjadi buta.

Beberapa bulan kemudian, ayah Fanny meninggal dunia. Untuk menghidupi keluarga, Ibunya lalu bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Fanny kecil dititipkan pada neneknya. Dengan sabar, sang nenek mendidik Fanny kecil. Dia sering membacakan Alkitab dan menjelaskan iman Kristen pada Fanny. Ketika Fanny merasa sedih karena tidak bisa bermain seperti anak-anak lain, neneknya lalu mengajarkan cara berdoa pada Tuhan.

Selain itu, ada juga seorang wanita kaya bernama Ny. Hawley yang membantu Fanny menghapal Alkitab. Fanny mampu menghapal kitab Taurat, Injil, Amsal, Kidung Agung dan Mazmur. Kemampuan menghapalnya ini membuat orang lain terkagum-kagum, tetapi Fanny merasa biasa saja. Meski begitu, dia merasa bersyukur sebab dengan kebutaaannya ini malah membuatnya gampang untuk menghapal. Fanny tidak pernah merasa sedih karena kebutaannya ini. Bahkan ketika masih berusia delapan tahun, dia menulis puisi:

Oh, aku anak yang sangat berbahagia,
meskipun tidak bisa melihat!
Aku memutuskan bahwa di dunia ini,
aku akan berpuas hati!
Banyak berkat kunikmati,
yang tidak orang lain dapati!
Untuk menangis atau berduka karena aku buta,
Aku tak akan melakukannya.

Pada usia 12 tahun, Fanny bersekolah di Institut untuk Orang Buta di New York. Dia lalu mengajar di tempat itu sambil terus menulis puisi. Pada tahun 1858, Fanny menikah dengan Alexander van Alstine, seorang pemain organ terkenal di New York. Fanny sendiri sebenarnya juga pandai bermain harpa dan piano. Beberapa tahun kemudian, Fanny diminta penerbit buku "Bigelow and Main" untuk menulis 3 lagu setiap minggu, yang akan dimuat dalam terbitan untuk Sekolah Minggu.

Hingga meninggal Fanny telah menulis 9000 himne. Banyak lagu ciptaannya yang digemari banyak orang dan menjadi abadi. Sampai kini, orang-orang Kristen masih sering menyanyikan lagu-lagu ciptaannya, seperti "Blessed Assurance"(Kuberbahagia, Yakin Teguh)," "All the Way My Savior Leads Me"(Di Jalan 'Ku Diiring), "Pass Me Not, O Gentle Savior"(Mampirlah, dengar Doaku) " Safe in the Arms of Jesus" (S'lamat di Tangan Yesus), "Jesus, Keep Me Near the Cross"(Pada Kaki SalibMu) "I Am Thine, O Lord" (Aku Milik-Mu, Yesus, Tuhanku) dan masih banyak lagi.

Tuhan merencanakan yang terindah bagi Fanny dengan kebutaan itu. Hal ini sangat disadari oleh Fanny. Dia tidak pernah menyesali kekurangannya itu. Dia malah berkata: "[Kebutaan] ini adalah hal terbaik yang pernah terjadi pada saya." Dia juga berkata, "Apakah jika saya tidak buta, hidup saya bisa seindah sekarang ini?" Di kesempatan lain dia berkata:" Tampaknya ini memang berkat dari Tuhan, yaitu bahwa saya harus buta seumur hidup. Dan saya bersyukur untuk perkecualian ini. Seandainya besok saya ditawari untuk bisa melihat dunia ini dengan sempurna, saya tidak akan menerimanya. Saya mungkin tidak akan pernah bernyanyi memuji Tuhan, jika saya lebih tertarik pada penglihatan yang lebih indah dan menarik."

Suatu kali ada pendeta yang menaruh rasa iba pada Fanny. Dia berkata," Sungguh kasihan. Yang Maha kuasa melimpahkan bakat yang berlimpah-limpah pada Anda, tetapi tidak memberikan penglihatan pada Anda."

Fanny langsung menjawab, “Jika aku bisa dilahirkan lagi, saya akan mengajukan permintaan agar dilahirkan dalam keadaan buta."

“Lho, mengapa begitu?”tanya hamba Tuhan dengan kaget.

“Karena saat saya sampai di Sorga nanti, saya ingin yang pertama kali saya lihat adalah Juruselamat saya."

Jumat, 22 Januari 2010

Berkat Yang Muncul Di Saat Menantikan Tuhan

“Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah TUHAN!” Mazmur 27:14
Ketika kita menjadi umat Tuhan yang taat dan setia, kita tidak terlepas dari masalah maupun pergumuan. Masalah dan pergumulan tetap datang silih berganti dalam kehidupan kita. Tiada hari tanpa masalah, tiada hari tanpa pergumulan bagi setiap orang percaya.
Tuhan kitapun tidak pernah menjanjikan bahwa ketika kita menerima Dia sebagai Tuhan dan juruselamatnya maka kita tidak akan menghadapi masalah lagi. Tetapi Tuhan berjanji bahwa Dia akan memberikan kekuatan bagi kita untuk dapat menanggung setiap masalah yang ada dan memberi jalan keluar bagi masalah yang kita hadapi.
Satu hal yang harus kita lakukan dalam pergumulan yang kita hadapi adalah tetap bersabar untuk menanti jawaban dari Tuhan. Penantian ini akan membawa berkat yang luar biasa, jika kita tetap taat dan setia di dalamNya.
Berkat apa yang akan kita dapatkan jika kita dengan setia menantikan Tuhan?
1. Kekuatan Baru
“Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru” Yes 40:31a

Ketika kita menantikan Tuhan, kita senantiasa menjaga hubungan yang intim denganNya, RohNya akan bekerja di dalam hidup kita. Kekuatan yang baru dicurahkan bagi kita. Pergumulan yang memakan waktu yang lama bahkan sangat panjang akan membuat enerji kita terkuras. Kondisi ini akan menyebabkan kelemahan bagi kita, baik kelemahan secara roh, jiwa maupun tubuh kita.
Tetapi kekuatan yang baru Tuhan berikan bagi kita, ketika kita senantiasa menanti-nantikan Dia. Kekuatan ini merupakan kekuatan di luar akal pikiran kita. Secara manusia kita melihat bahwa kita tidak kuat lagi. Tetapi ketika kita menyandarkan hidup kita kepada Dia, maka kekuatan itu akan muncul dari dalam kita dan membuat kita tetap semangat dan bangkit untuk meraih kemenangan.
2. Terbang Tinggi
“Mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya” Yes 40:31b

Masalah maupun pergumulan yang kita jalani membuat kita tidak bisa melihat secara jelas tentang kondisi kehidupan kita. Kita senantiasa cenderung untuk melihat apa yang kita hadapi, apa yang kita alami, apa yang tidak mungkin terjadi dan lain sebagainya. Logika pikiran kita tertuju hanya kepada apa yang kelihatan secara kasat mata.
Tetapi ketika kita datang kepada Tuhan dan menanti-nantikan Dia, kita akan dibawa terbang tinggi oleh Tuhan. Kita akan dibawa untuk melihat dari “kacamata” Tuhan. Cara pandang Tuhan berbeda dengan cara pandang manusia.
Ketika kita melihat dengan cara pandang Tuhan, maka kita akan melihat apa yang kita hadapi ternyata merupakan hal yang kecil. Ketika kita berada di ketinggian, segala hal yang tadinya kelihatan besar ketika kita berada di bawah, menjadi sangat kecil saat kita naik ke ketinggian.
Demikian juga dengan masalah yang kita hadapi, kita harus tetap berada di dalam Yesus, supaya Dia membuat mata kita melihat dengan jelas apa yang sedang Tuhan rancangkan dalam kehidupan kita. Masalah merupakan bagian kecil dari proses kehidupan kita yang panjang, yang membawa kepada kesempurnaan.
3. Ketahanan
“Mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.” Yes 40:31c

Seorang pelari jarak jauh yang sedang berlomba tidak hanya membutuhkan kekuatan untuk bisa menyelesaikan lombanya. Tetapi dia juga membutuhkan ketahanan agar bisa bertahan hingga garis akhir.
Ketika kita menanti-nantikan Tuhan, kita akan sanggup bertahan di dalam pergumulan berat yang kita alami dalam waktu yang panjang. Kita tidak akan menjadi lelah maupun lesu dalam pergumulan tersebut. Ketahanan yang luar biasa diberikan bagi kita yang senantiasa datang berserah kepadaNya.
Banyak orang yang tidak tahan atas pencobaan yang mereka hadapi. Mereka mengeluh terhadap Tuhan oleh karena telah bertahun-tahun, belasan tahun, bahkan puluhan tahun, mereka alami pencobaan tersebut. Dan tidak sedikit juga yang pada akhirnya menyerah sebelum mereka meraih kemenangan.
Penantian kepada Tuhan membawa ketahanan bagi kita dalam menghadapi pencobaan. Tidak peduli berapa lama kita menjalani pergumulan, tetapi bersama Yesus maka kita akan sanggup bertahan di dalam pencobaan tersebut. Dan pada akhirnya Dia akan memberikan kemenangan bagi kita.

.“Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.” 2 Tim 4:7
diambil dari: www.PelitaHidup.com
Pelita Hidup

Senin, 11 Januari 2010

ADA DITANGAN TUHAN


Roma 12:19
"Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan."

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 9; Matius 9; Kejadian 17-18

Di akhir abad ke-19, seluruh dunia dilingkupi rasa takut yang begitu besar ketika terjadi pemberontakan di Rusia dimana pada saat itu para pemberontak Chechen membunuh ratusan orang yang terkurung di sebuah sekolah di Beslan, Rusia. Kebanyakan para korban yang mati adalah mereka yang masih berusia masih sangat kecil. Enam anak yang turut terbunuh pada peristiwa itu adalah anak dari Totiev bersaudara, yang aktif dalam pelayanan Kristiani.
Salah seorang dari Totiev bersaudara itu memberikan reaksi yang bagi kebanyakan kita merupakan pilihan yang sulit. Ia berkata, "Ya, kami mengalami kehilangan yang tidak dapat digantikan oleh apa pun, tetapi kami tidak melakukan balas dendam." Ia mempercayai apa yang dikatakan Tuhan, yang tercatat dalam Roma 12:19, "Pembalasan adalah hak-Ku. Akulah yang menuntut pembalasan."

Beberapa atau mungkin banyak dari kita yang sangat sulit menghilangkan kepahitan atas ketidakadilan yang sebenarnya tidak sebesar apa yang dialami oleh keluarga Totiev diatas. Mereka mengambil sebuah sikap untuk mengikhlaskan anak-anak mereka dan tidak membalas dendam. Hal itu tidak akan mungkin dapat dilakukan apabila Roh Kudus diam di dalam hati mereka.

Roh Kudus memampukan seseorang untuk memiliki sikap seperti Kristus sehingga ketika ketidakadilan itu menimpa hidupnya, itu tidak membuat dirinya menjadi gelisah. Justru ia akan meletakkan semua ketidakadilan yang menimpanya ke dalam tangan Allah

Apakah Anda hari-hari ini merasa diperlakukan tidak adil oleh sekeliling Anda? Janganlah marah atau kecewa terhadap Tuhan. Berdoalah kepada-Nya dan mintalah Roh Kudus membantu Anda mencabut segala kepahitan yang ada dalam hati Anda. Saat melakukan hal itu, Anda sebenarnya telah mengalahkan kejahatan dengan kebaikan seperti yang tertulis dalam Roma 12:21, "Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!."

Keadilan Allah suatu saat pasti datang bila Anda mau menunggunya dengan sabar.


Sumber: Hope for Each Day; Billy Graham; Penerbit Metanoia - www.jawaban.com

Rabu, 06 Januari 2010

HAMBA TUHAN DAN KHOTBAH

Berkhotbah merupakan tugas penting seorang hamba Tuhan. Jika tugas ini tidak dilakukan maka ia akan kehilangan fungsi dan tugasnya ini. Untuk efektif dalam berkhotbah, seharusnya gereja-gereja mempunyai program-program tema khotbah yang selalu mengikuti perkembangan zaman. Karena itu merupakan tugas gembala dalam menggembalakan jemaat dan bertanggung jawab kepa Tuhan yang memanggilnya.
Urgensi khotbah sangat istimewa bila dibandingkan dengan jabatan-jabatan dan pekerjaan yang lain. Khotbah istimewa karena : a). Pendiri agama Kristen yaitu Yesus Kristus adalah seorang pengkhotbah, oleh karena itu khotbah dapat disebut juga ciptaan dari agama Kristen ( Mat 9:35 ). b) Para Rasul pun menyatakan bahwa Kristus mengutus mereka untuk memberitakan Injil ( Kis 6:4; Rom 10:14 ; 2 Tim 4:6; 2 Tim 4:2). C) Para Reformator, Luther dan Calvin sepakat bahwa khotbah memiliki posisi utama dalam pelayanan gereja. Menurut mereka hidup dan gerakan gereja bersandar pada firman, gereja dibina dan bertahan hanya dalam firman Allah yang disampaikan dengan murni. John Wesley, Karl Bart dan Dietrich Bonhoeffer juga sangat menekankan pemberitaan Firman Allah melalui khotbah.
Namun respons Gereja terhadap urgensi khotbah ini kurang menyenangkan. Gereja hanya sibuk dengan bertambahnya jumlah jiwa, liturgy yang menarik dan Firman Allah yang disampaikan hanya untuk membuai jemaat. Apakah yang harus dilakukan gereja agar bisa keluar dari kesuraman ini. Gereja harus kembali kehadirat Tuhan, menaati Firman Tuhan dan mulai belajar memperbaharui cara berkhotbah kita.
Khotbah harus dipersiapkan dan disampaikan dengan sungguh-sungguh, karena seorang pengkhotbah adalah seorang yang berdiri diantara Tuhan dan manusia untuk menjadi jurubicara Allah dalam menyampaikan Firman Allah kepada manusia yang berdosa. Karena itu persiapan khotbah dan karakter hidup yang benar sangat penting bagi kesuksesan seorang pengkhotbah.
Khotbah bukan hanya berputar di area rasio tetapi juga menyentuh emosi, hati dan perasaan jemaat, sehingga pendengar dapat mengalami pembaharuan dalam rasio dan juga emosinya. Karena itu seorang hamba Tuhan yang mendedikasikan dirinya kepada Tuhan harus terus menerus merevisi bahan khotbahnya dan mendukung dengan doa.

Sabtu, 02 Januari 2010

HAMBA TUHAN DAN PANGGILAN

Kunci kesuksesan dan kegagalan seorang hamba Tuhan terletak pada pangilan Tuhan. Panggila itu membuat pelayan Tuhan dapat memahami anugrah Allah yang besar bagi dirinya. ; dengan demikian mereka dapat bertahan dan tak merasa malu dalam menghadapi berbagai pendertiaan. Dalam panggilan ini ada jaminan Providensia Allah bagi kehidupan kita.
Panggilan ini juga dapat membuat kita memahami siapa diri kita yang sebenarnya. Paulus berkata : “Hamba-hamba Tuhan itu ibarat bejana tanah liat ..” (2 kor 4:7-9); dan panggilan itu lah yang dapat membuat kita berarti, kuat, tegak dan terhibur dalam setiap penderitaan. Bapak gereja JohnChrysostom berkata “ Panggilan untuk mengerjakan pelayanan khusus bukan berasal dari manusia, malaikat atau penghulu malaikat, melainkan berasal dari Roh Kudus”, berdasrkan pernyataan ini maka Adam Clarke menegaskan : “ Jangan sembarangan menjabat tugas yang khusus ini, terkecuali dengan jelas mengetahui gerakan Roh Kudus. Jangan mengira diri sudah dilatih, lalu boleh menjabat tugas yang kudus ini. Ini merupakan kesalahan yang kaprah dan Tuhan dapat menghancurkan segala sesuatu yang dihasilkan atas rekayasa manusia”. Senada dengan A. Clarke diatas Luther berkata: “ Hendaklah peringatan keras ini diberikan meskipun mempunyai bakat, bagaimanapun hebatnya atau pendidikan yang bagaimanapun tingginya, jangan coba-coba menjabat tugas kudus ini kecuali mendapat panggilan dari Tuhan. “.
Jika Luther berkata bahwa orang yang melayani harus mendapat panggilan Tuhan, maka apa bukti seseorang mendapat panggilan Tuhan? buktinya adalah lahir baru. Ini menunjuk pada kehidupan yang konsisten dengan Firman, yang terwujud dalam kehidupan yang saleh, relasi dengan Allah, relasi dengan keluarga, orang tua, orang lain, pergaulan dengan lawan jenis. Yang kedua adalah mempunyai bukti panggilan dari Roh serta memiliki beban terhadap panggilan itu untuk melayabi dengan hati berkobar-kobar sebagaimana Yeremia, Pulus dan Timotius merindukan pelayanan yang terbaik bagi Tuhan dan merasa memiliki (Possesion) sebagai amanat agung dari Allah.
Seorang hamba Tuhan adalah juru kunci, karena itu ia harus memiliki pengetahuan yang luas, dan selalu mengikuti perkembangan zaman, sehingga kehadirannya dalam pelayanan dapat memberitakan Yesus Kristus dalam tuntutan zaman dan pengetahuan jemaat yang berbeda-beda. Bukan hanya pengetahuan yang luas, tetapi seorang hamba Tuhan dipanggil untuk mengimbangi pengetahuannya dengan kehidupan moralitas yang baik (1 Tim 3: 1-13; 4;12). Sehingga mereka dapat menjadi teladan bagi semua orang .Menjalani panggilan Allah bagi pelayanan Tuhan dibutuhkan mental baja, yang dapat bertahan dalam semua penderitaan.

PENGABARAN INJIL DI PULAU TIMOR - Oleh Rev. Gordon Dicker, B.A., B.D.

LAPORAN BUKU Rev. Gordon Dicker, B.A., B.D. PENGABARAN INJIL DI PULAU TIMOR Suatu studi mengenai Gereja Masehi Injili di Timor dal...